15 April 2012

Hanya sebuah koin

seorang
lelaki
keluar
dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi
rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganyasandang dan pangan.
Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan,
yakni mendapatkan pekerjaan.
Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba- tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.”Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,”
gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali,
si kolektor menghargai koin itu senilai Rp. 30000. Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini.
Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang
diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga Rp. 30000, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah Rp. 100000 kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di
mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya
dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan Rp. 200000. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi Rp. 250000.
Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai Rp. 250000. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati
suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Bila Kita sadar kita tak pernah
memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan? Janganlah kita menyesali telah kehilangan sesuatu yang tidak pernah kita miliki.
Hanya Tuhan lah pemilik alam semesta beserta isinya


http://www.antikha.tk/2012/04/hanya-sebuah-koin/

Kisah sebatang bambu

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani.
  Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bamboo lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, ” Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku ?” Batang bambu menjawabnya, “Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakuka nuntuk membuatku menjadi pipa saluran air itu. ” Sang petani menjawab, Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang- cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu.
 Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar.
 Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur. ” Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam ….., kemudian dia berkata kepada petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan ?” Petani menjawab batang bambu itu, ” Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah. ” Akhirnya batang bambu itu menyerah, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki. ” Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.
 Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Allah sedang memproses kita untuk
menjadi indah di hadapan- Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Allah sedang membuat kita sempurna untuk di pakai menjadi penyalur berkat. Dia sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Allah tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Allah, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya?
Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, ” Ini aku ya Allah, perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.


http://banypurnama.blogspot.com/2012/04/kisah-sebatang-bambu.html

11 April 2012

Keistimewaan Wanita….

Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini:
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung Dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami Dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid Dan nifas yang tak Ada pada lelaki.Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk “MEMERDEKAKAN WANITA”.


Pernahkah Kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?
1. Benda yang Mahal harganya akan dijaga Dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman Dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak Akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.

2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?

3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya Dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan,IA perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri Dan anak-anak.

4. Wanita perlu bersusah payah mengandung Dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat Dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, Dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid Dan surga menantinya.

5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap! 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki,yaitu : suaminya, ayahnya,
anak lelakinya dan saudara lelakinya.

6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu:sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya Dan menjaga kehormatannya.

7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai Kita ikut / tunduk kepada cara-cara / peraturan
Buatan mereka. (emansipasi Ala western)

Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan Kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala Hukumnya / peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia.

Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar Kita (kaum lelaki) Berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.

Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga Dan mengantarkannya menjadi muslimah Yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).

Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd Dan semu di dunia ini. Tunaikan Dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu,,

http://mtkitakita.wordpress.com/2011/03/20/keistimewaan-wanita/

IBU…IBU…IBU….Gratis Sepanjang Masa.

Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:

Untuk memotong rumput Rp. 5000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000
Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000

Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit,serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu,gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku … dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS

Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun sayang kamu nak” kata sang ibu.

Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS”


http://mtkitakita.wordpress.com/2011/03/22/ibu…ibu…ibu…-gratis-sepanjang-masa/

Istri Sholehah Keutamaan dan Sifat-sifatnya

Oleh : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al- Atsariyyah

Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir seorang wanita, sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.

Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang
selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)

2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami)
seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3. Menjaga rahasia-rahasia suami
lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)

4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya
sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya
karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436


http://mtkitakita.wordpress.com/2011/03/22/istri-sholehah-keutamaan-dan-sifat-sifatnya-2/

KISAH INSAN SOLEH YG CINTAKAN IBUNYA

Suatu hari, Ibnu Umar melihat seorang yang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lalu berkata kepada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu PENGORBANAN ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” (Diambil dari kitab al-Kabair, karya adz-Dzahabi)

Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya, “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu.” Beliau menjawab, “Aku takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya.” (Diambil dari kitab Uyunul Akhyar, karya Ibnu Qutaibah)

Abu Hurairah menempati sebuah rumah, sedangkan ibunya menempati rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah ingin keluar rumah, maka beliau berdiri terlebih dahulu di depan pintu rumah ibunya seraya mengatakan, “Keselamatan untukmu, wahai ibuku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Ibunya menjawab, “Dan untukmu keselamatan wahai anakku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Abu Hurairah kemudian berkata, “Semoga Allah menyayangimu karena engkau telah mendidikku semasa aku kecil.” Ibunya pun menjawab, “Dan semoga Allah merahmatimu karena engkau telah berbakti kepadaku saat aku berusia lanjut.” Demikian pula yang dilakukan oleh Abu Hurairah ketika hendak memasuki rumah.” (Diambil dari kitab Adab al-Mufrad, karya Imam Bukhari)

Dari Anas bin Nadzr al-Asyja’i, beliau bercerita, suatu malam ibu dari sahabat Ibnu Mas’ud meminta air minum kepada anaknya. Setelah Ibnu Mas’ud datang membawa air minum, ternyata sang Ibu sudah ketiduran. Akhirnya Ibnu Mas’ud berdiri di dekat kepala ibunya sambil memegang wadah berisi air tersebut hingga pagi.” (Diambil dari kitab Birrul walidain, karya Ibnu Jauzi)

Sufyan bin Uyainah mengatakan, “Ada seorang yang pulang dari bepergian, dia sampai di rumahnya bertepatan dengan ibunya berdiri mengerjakan shalat. Orang tersebut enggan duduk padahal ibunya berdiri. Mengetahui hal tersebut sang ibu lantas memanjangkan shalatnya, agar makin besar pahala yang di dapatkan anaknya. (Diambil dari Birrul walidain, karya Ibnu Jauzi)

Haiwah binti Syuraih adalah seorang ulama besar, suatu hari ketika beliau sedang mengajar, ibunya memanggil. “Hai Haiwah, berdirilah! Berilah makan ayam-ayam dengan gandum.” Mendengar panggilan ibunya beliau lantas berdiri dan meninggalkan pengajiannya. (Diambil dari al-Birr wasilah, karya Ibnu Jauzi)

Kahmas bin al-Hasan at-Tamimi melihat seekor kalajengking berada dalam rumahnya, beliau lantas ingin membunuh atau menangkapnya. Ternyata beliau kalah cepat, kalajengking tersebut sudah masuk ke dalam liangnya. Beliau lantas memasukkan tangannya ke dalam liang untuk menangkap kalajengking tersebut. Beliaupun tersengat kalajengking. Melihat tindakan seperti itu ada orang yang berkomentar, “Apa yang kau maksudkan dengan tindakan seperti itu.” Beliau mengatakan, “Aku khawatir kalau kalajengking tersebut keluar dari liangnya lalu menyengat ibuku.” (Diambil dari kitab Nuhzatul Fudhala’)

Muhammad bin Sirin mengatakan, di masa pemerintahan Ustman bin Affan, harga sebuah pohon kurma mencapai seribu dirham. Meskipun demikian, Usamah bin Zaid membeli sebatang pohon kurma lalu memotong dan mengambil jamarnya. (bagian batang kurma yang berwarna putih yang berada di jantung pohon kurma). Jamar tersebut lantas beliau suguhkan kepada ibunya. Melihat tindakan Usamah bin Zaid, banyak orang berkata kepadanya, “Mengapa engkau berbuat demikian, padahal engkau mengetahui bahwa harga satu pohon kurma itu seribu dirham.” Beliau menjawab, “Karena ibuku meminta jamar pohon kurma, dan tidaklah ibuku meminta sesuatu kepadaku yang bisa ku berikan pasti ku berikan.” (Diambil dari Shifatush Shafwah)

Hafshah binti Sirin mengatakan, “Ibu dari Muhammad bin Sirin sangat suka celupan warna untuk kain. Jika Muhammad bin Sirin memberikan kain untuk ibunya, maka beliau belikan kain yang paling halus. Jika hari raya tiba, Muhammad bin Sirin mencelupkan pewarna kain untuk ibunya. Aku tidak pernah melihat Muhamad bin Sirin bersuara keras di hadapan ibunya. Apabila beliau berkata-kata dengan ibunya, maka beliau seperti seorang yang berbisik-bisik. (Diambil dari Siyar A’lam an-Nubala’, karya adz-Dzahabi).

Ibnu Aun mengatakan, “Suatu ketika ada seorang menemui Muhammad bin Sirin pada saat beliau sedang berada di dekat ibunya. Setelah keluar rumah beliau bertanya kepada para sahabat Muhammad bin Sirin, “Ada apa dengan Muhammad, apakah dia mengadukan suatu hal? Para sahabat Muhammad bin Sirin mengatakan, “Tidak. Akan tetapi memang demikianlah keadaannya jika berada di dekat ibunya.” (Diambil dari Siyar A’lamin Nubala’, karya adz-Dzahabi)

Humaid mengatakan, tatkala Ibu dari Iyas bin Muawiyah meninggal dunia, Iyas menangis, ada yang bertanya kepada beliau, “Mengapa engkau menangis?” Beliau menjawab, “Aku memiliki dua buah pintu yang terbuka untuk menuju surga dan sekarang salah satu pintu tersebut sudah tertutup.” (Dari kitab Bir wasilah, karya Ibnul Jauzi)

Kisah Uwais al-Qorni

Dari Asir bin Jabir beliau mengatakan, “Jika para gabernur Yaman menemui khalifah Umar Ibnul Khatthab, maka khalifah selalu bertanya, “Apakah diantara kalian ada yang bernama Uwais bin Amir”, sampai suatu hari beliau bertemu dengan Uwais, beliau bertanya, “engkau Uwais bin Amir?”, “Betul” Jawabnya. Khalifah Umar bertanya, “Engkau dahulu tinggal di Murrad kemudian tinggal di daerah Qorn?”, “Betul,” sahutnya. Beliau bertanya, “Dulu engkau pernah terkena penyakit belang lalu sembuh akan tetapi masih ada belang di tubuhmu sebesar uang dirham?”, “Betul.” Beliau bertanya, “Engkau memiliki seorang ibu.” Khalifah Umar mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Uwais bin Amir akan datang bersama rombongan orang dari Yaman dahulu tinggal di Murrad kemudian tinggal di daerah Qorn. Dahulu dia pernah terkena penyakit belang, lalu sembuh, akan tetapi masih ada belang di tubuhnya sebesar uang dirham. Dia memiliki seorang ibu, dan dia sangat berbakti kepada ibunya. Seandainya dia berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya. Jika engkau bisa meminta kepadanya agar memohonkan ampun untukmu kepada Allah maka usahakanlah.” Maka mohonkanlah ampun kepada Allah untukku, Uwais al-Qarni lantas berdoa memohonkan ampun untuk Umar Ibnul Khatthab. Setelah itu Umar bertanya kepadanya, “Engkau hendak pergi ke mana? “Kuffah,” jawabnya. Beliau bertanya lagi, “Maukah ku tuliskan surat untukmu kepada gabernur Kuffah agar melayanimu? Uwais al-Qorni mengatakan, “Berada di tengah-tengah banyak orang sehingga tidak dikenal itu lebih ku sukai.” (HR. Muslim)


http://mtkitakita.wordpress.com/2011/03/20/kisah-insan-soleh-yg-cintakan-ibunya/

awas diwaktu senja

Dari Jabir r.a katanya:”Jangan biarkan ternakan dan anak-anakmu lepas berkeliaran ketika matahari terbenam sampai hilangnya cahaya senja kerana syaitan keluar ketika matahari terbenam sampai hilangnya cahaya senja.”(Riwayat Muslim)

Waktu senja adalah waktu matahari hampir terbenam (lebih kurang pukul tujuh malam) iaitu ketika hari hampir akan malam.

Waktu begini adalah saat di mana seseorang itu sepatutnya bersedia untuk menguruskan keperluan diri termasuklah bersiap sedia untuk ke masjid dan menunaikan solat maghrib. Maka adalah tidak wajar pada ketika tersebut anak-anak masih dibiarkan bermain-main di luar rumah memandangkan bahawa di saat inilah syaitan keluar untuk mengganggu manusia dan dibimbangi jika berlaku rasukan syaitan dan sebagainya..


http://mtkitakita.wordpress.com/2011/03/18/awas-diwaktu-senja/#comments

10 April 2012

Jangan Bersedih, Berdoa dan Berdzikirlah

34. Doa/Dzikr Ketika Dukacita dan Sedih



۩-------☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:.═══*☆.¸.☆*'═══.:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆-------۩





اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِـيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِـيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي، وَنُوْرَ صَدْرِي، وَجَلاَءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي

Allahumma Inni `Ab-duk, Ib-nu `Ab-duk, Ib-nu Amatik, Naashiatii Biyadik, MaaDhin Fiyya Hukmuk, `Ad-lun Fiyya Qadhaa-uk, As-aluka Bikullasmin Huwalak, Sammaita Bihi Nafsak, Au Anzaltahu Fii Kitaabik, Au `Allamtahuu Ahadan Min Khalqik, Awista'tsarta Bihi Fii `Ilmilghaibi `Inndak, An Taj`alal Qur-aana Rabii`a Qalbii, Wanuura Shadrii, Wajalaa-a Huznii, Wa Dzahaabi Hammii.



Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak kepada hambaMu, anak kepada hamba perempuanMu, ubun-ubunku di tanganMu, terlaksana ke atasku hukumanMu dan adil kehakimanMu terhadapku, aku memohon kepadaMu dengan setiap nama yang Engkau telah namakan dengannya diriMu, atau Engkau turunkan di dalam kitabMu, atau Engkau telah mengajarnya kepada seseorang daripada makhlukMu atau yang tersembunyi pada ilmu ghaib di sisiMu, jadikanlah Al-Quran penenang hatiku, cahaya di dadaku, penghapus kedukaanku dan penghilang kesusahanku



HR. Ahmad: 1/391, dishahihkan oleh Al-Albani





۩-------☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:.═══*☆.¸.☆*'═══.:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆-------۩





اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

Allahumma Inni A`uudzu bika Minal Hammi WalHazan, Wal `Aj-zi WalKasal, WalBukhli WalJubn, WaDhala`id Daini WaGhalabatir Rijaal.



Ya Allah aku berlindung denganMu daripada kesedihan dan kedukaan, daripada kelemahan dan kemalasan, daripada kedekut dan perasaan takut dan daripada desakan berhutang dan paksaan orang pemiutang.



HR. Bukhari: 7/158, “Adalah Rasulullah banyak (membaca) doa ini, lihat Bukhari dalam Fathul baari: 11/173





35. Doa & Dzikr ketika Kesedihan yang Mendalam dan Ditimpa Bencana



۩-------☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:.═══*☆.¸.☆*'═══.:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆-------۩





لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

Laa Ilaaha IllaLLahul Azhimul Haliim, Laa Ilaaha IllaLLahu Rabbul `Arsyil Azhiim, Laa Ilaaha IllaLLahu Rabbussamaawaati Warabbul Ardh, WaRabbul `Arsyil Kariim.



Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Lemah Lembut. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan Arasy yang agung. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Tuhan Arasy yang mulia



HR. Bukhari: 7/154 dan Muslim: 4/2092





۩-------☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:.═══*☆.¸.☆*'═══.:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆-------۩





اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma Rahmataka Arjuu Fala Takilnii Ila Nafsii Tharfata `Aiin, Wa Aslih lii Sya'nii Kullah, Laa Ilaaha Illa Ant.



Ya Allah, demi rahmatMu aku memohon maka janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku walaupun sekelip mata dan perelokkan urusanku keseluruhannya, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.



HR. Abu Dawud: 4/324, Ahmad: 5/42, Shahih Abu Dawud: 3/959





۩-------☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:.═══*☆.¸.☆*'═══.:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆-------۩





لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Laa Ilaaha Illaa Anta Sub-haanaka Innii Kuntu MinazZhaalimin.



Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri.



HR. Tirmidzi: 5/529 dan riwayat Hakim yang disetujui dan dishahihkan oleh Dzahabi: 1/505. Lihat Shahih Tirmidzi: 3/168





۩-------☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:.═══*☆.¸.☆*'═══.:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆-------۩





اللهُ اللهُ رَبِّي لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً

Allah, Allahu Rabbii Laa Usyriku Bihi Syai-a.



Allah, Allah Tuhanku, tidak akan aku sekutukanNya dengan sesuatu.



HR. Abu Dawud: 2/87, Shahih Ibnu Majah: 2/335





۩-------☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:.═══*☆.¸.☆*'═══.:*´¨`*:.☆☆:*´¨`*:..:*´¨`*:.☆-------۩



Sumber: Kitab Terjemahan Hisnul Muslim

Syarah Hisnul Muslim, Dr.Abdul Basit

Disusun semula: Ibnu Hazan al-Ham & Abul Hilm As-Sarawaki


Doa-doa yang lainnya: ---> http://www.facebook.com/profile.php?id=100003218477067&sk=notes


http://www.facebook.com/note.php?note_id=171554529628495

DOA TETAP AKAN DIPERKENANKAN SELAGI KITA TIDAK GOPOH



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Diperkenankan (doa) untuk seseorang daripada kamu selagi dia tidak gopoh dengan dia mengatakan, saya telah berdoa tetapi tidak diperkenankan untuk saya. (al-Bukhari: 6340, Muslim: 2735)



Doa merupakan ibadat yang paling utama kerana ia menggambarkan ketundukan dan membuktikan kebergantungan hamba kepada Penciptanya. Ibn al-Qayyim berkata: Doa ialah permintaan sesuatu yang bermanfaat kepada orang meminta dan dihindarkan daripada sesuatu yang memudaratkannya. (Bada`i’ al-Fawa`id, jil. hal. 513)



Al-Tibiy berkata: Doa ialah menzahirkan kemuncak kehinaan dan keberhajatan kepada Allah dan kerendahan diri kepadanya. Tidak disyariatkan doa melainkan untuk menyatakan kepatuhan kepada Allah s.w.t. dan keberhajatan kepada-Nya. Al-Munawi berkata: Doa ialah bahasa yang menyatakan berhajatnya (seseorang itu) dengan menghuraikan keadaan (dirinya yang amat) memerlukan. Apabila seseorang merasa khusyu’ dalam berdoa bererti telah merasai kemanisan dalam beribadat dan bermunajat dengan Allah. (Fath al-Bari, jil. 12, hal. 372)



Allah s.w.t. memerintahkan kita berdoa kepada-Nya;



ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Berdoalah kepada-Ku, pasti akan Aku perkenankan bagi kamu. (Surah Ghafir: 60)



Tidak semua permintaan hamba itu ditunaikan segera dalam tempoh yang terdekat. Sifat orang yang lemah imannya ialah apabila berdoa dia mahu segera diperkenankan. Jika dia merasakan permintaannya itu tidak diperkenankan maka dia terus meninggalkan doa. Pada ketika itu sifat tawakkal dan raja`, ya’ni menaruh harapan kepada Allah s.w.t. diuji.



Allah s.w.t. tidak menyukai orang putus asa kerana dia tidak lagi meletakkan harapan kepada Allah. Oleh sebab itu, di antara adab berdoa, sentiasa mengharapkan rahmat daripada Allah dan menyerahkan diri kepada-Nya. Dalam menyatakan dirinya sangat berhajat kepada Allah s.w.t., seseorang itu hendaklah bersabar menunggu doanya itu diperkenaan kerana setiap sesuatu ada masanya yang telah ditaqdirkan untuknya.



Pada hakikatnya, meninggalkan berdoa lebih mudarat daripada doa yang tidak dimakbulkan. Ini kerana doa itu sendiri adalah ibadat yang diperintahkan oleh Allah dan setiap perintah Allah itu sendiri mempunyai hikmah dan maslahah, di dunia dan di akhirat. Meninggalkan doa bererti meninggalkan ibadat kepada Allah s.w.t.



وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhan kamu berfirman: "Berdoalah kamu kepada-Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepada-Ku, akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina. (Surah Ghafir: 60)



عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ ثُمَّ قَرَأَ َقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ



Diriwayatkan daripada al-Nu’man bin Bashir daripada Rasulullah s.a.w, sabdanya: “Doa itulah ibadat.” Kemudian baginda membaca ayat: Berdoalah kamu kepada-Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. (Abu Daud: 1479, al-Nasa`i (dalam al-Sunan al-Kubra), al-Tirmizi: 3247 dan Ibn Majah: 3828)



Oleh sebab itu, terhalang daripada mendapat hidayat untuk berdoa termasuk dalam kerugian. Dalam pada itu, seorang muslim tidak seharusnya menyangka dalam dirinya bahawa Allah tidak menerima doanya dan tidak memperkenankan hajatnya.



عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلْعَجَلَةُ مِنَ اَلشَّيْطَانِ

Daripada Sahl bin Sa’d katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda: Kegopohan itu datang daripada syaitan. (al-Tirmizi: 2012)



Oleh kerana penyakit gopoh dan mahu segera itu datang daripada syaitan maka seorang mu`min untuk mestilah tenang dan terus bersabar berdoa. Seorang yang kuat imannya dan sabar hendaklah menyingkirkan sifat gopoh kerana ia adalah sifat syaitan dan putus asa itu sifat orang-orang kafir.



وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhny` tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir". (surah Yusuf: 87)



Selain itu, termasuk dalam gopoh dalam berdoa ialah meninggalkan puji-pujian kepada Allah s.w.t. dan selawat kepada Rasulullah s.a.w.



عَنْ فَضَالَةَ بْن عُبَيْدٍ قال سَمِعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ لَمْ يُمَجِّدْ اللَّهَ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي ثُمَّ عَلَّمَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَمِعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يُصَلِّي فَمَجَّدَ اللَّهَ وَحَمِدَهُ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُ تُجَبْ وَسَلْ تُعْطَ

Diriwayatkan daripada Fadhalah bin ‘Ubaid katanya, Rasulullah s.a.w mendengar seorang lelaki berdoa dalam sembahyangnya tanpa mengagung-agungkan Allah dan tanpa berselawat kepada Rasulullah s.a.w. maka baginda bersabda: “Wahai orang yang bersembahyang, kamu telah gopoh. Kemudian Rasulullah sa.w. mengajarkan mereka. Dan baginda mendengar seorang lelaki berdoa dalam sembahyangnya lalu dia mengagung-agungkan Allah dan memuji-muji-Nya dan berselawat untuk Rasulullah s.a.w. Lalu baginda bersabda: “Berdoalah nanti akan dimakbulkan dan mintalah pasti kami akan diperkenankan.” (al-Nasa`i: 1284, Abu Daud: 1481, al-Tirmizi: 3477)



Hadis ini menunjukkan bahawa doa yang diperkenankan ialah doa yang dipohon dengan penuh beradab dan dengan tanda syukur kepada Rasulullah s.a.w yang telah mengajarkan kita mengenal Allah dan agama-Nya. Berdoa dengan memuji-muji keagungan Allah amatlah dituntut kerana ia menunjukkan betapa kita beriman kepada-Nya dan meletakkan sepenuh keyakinan kepada qudrat dan rahmat-Nya.

http://www.facebook.com/notes/abu-al-hilm-as-sarawaki/doa-tetap-akan-diperkenankan-selagi-kita-tidak-gopoh/122171834566765

== Surat untuk sahabat Ku... ==

Akhirnya Kutemukan sahabat kecilku di jejaring sosial sore itu, Dia masih sama enerjiknya seperti di sekolah dasar dulu,. Tersenyum ceria, sapaan hangatnya akhirnya sampai di ruang tamu rumahku.



Tiada berkah yang paling membahagiakan bertemu dengan belahan jiwa tersayang yang telah lama dirindukan. Sejak saat itu, segala perjuangan tidak lengkap tanpa kehadirannya.



Bersama-sama kami putuskan bergabung di keluarga baru kami @Y A A , setelah kami pulang mabit di BI pada suatu pagi hari yang cerah..



Seiring perjuangannya, Waktu pun berlalu,

Kami sharing kamar kos, bercerita tentang apa saja, berbagi ikan goreng, tertawa hingga sakit perut, bersama mencuci dibawah bulan, berjalan bersama ke acara DT di masjid pondok indah tiap hari senin malam sebulan satu kali.



5 Februari, aku berulang tahun. Tapi mungkin di hari yang sama itulah harus aku kuketahui bahwa engkau tak kan lagi menyertai cerita hari-hariku. Kamu sangat kuat, hingga di detik terakhir baru merasa tidak kuat. Dengan tertatih namun penuh semangat kamu mencoba berdiri untuk langsung masuk mobil, namun setelah dimobil itu kamu dibaringkan dengan selimut kesayanganmu, napasmu pun berhenti. Tarikan napas dua kali yang lembut, yang kamipun tidak menyadari bahwa kamu telah pergi ke pangkuanNya. Pangkuan Yang Hangat, yang membuatku yakin bahwa Dia yang akan membasuh segala luka dan menghilangkan sakit yang kamu rasakan. menggantinya dengan aroma ceria kasturi serta rasa manis buah-buahan warna-warni, delima dan kurma. Saat ini, aku tau kamu sedang riang gembira menikmati buah-buahan itu dengan memetiknya dari dekat. Saat ini, aku tau kamu sedang duduk-duduk di dekat mata mata air yang sedang memancar, memercikkan kedua kaki kamu dengan airnya yang segar dan jernih.





semoga kita ketemu lagi J S sayang, di alam yang lebih baik dari pada saat aku menuliskan surat ini untuk kamu, Terima kasih atas semua kekuatan, semua harapan, semua kebahagiaan ini. Semua Persahabatan Yang Takkan pernah akan aku lupakan seumur hidupku. Kamu mengajarkan ku untuk menjadi orang yang dewasa.



Aku tau Allah sangat menyayangimu, begitupula kami semua disini.



Tenang dan Bahagia yah sayangkuuuu..



Selamat Jalan, Selamat bertemu Allah dan para SyuhadaNya



Besok kita cerita-cerita lagi ya sayangggggg... :))



*Ciumhangat-pelukanerat*



- Retno K-



****

Ukhti (Almh) J S adalah seorang wanita muslimah, aktivis, Civitas Y A A. Sosok beliau dimata para teman dan sahabat adalah seorang wanita yang periang, ceria, murah senyum, mudah bersahabat, selalu bersemangat, serta memiliki jiwa dan kepedulian sosial yg tinggi. Di dalam perjuangannya melawan rasa sakit tanpa diketahui oleh orang” serta sahabat di sekelilingnya, beliau tetap istiqomah untuk mengambil dan menjalankan amanah yang dititipkan kepada beliau selama ia aktif di Y A A. Begitu melekat perjuangan, pengorbanan almarhumah di ragam kegiatan Y A A, khususnya terkait kegiatan keumatan (Sosial). Dimana beberapa orang tidak sedikit yang menolak mengemban amanah dalam berbagai peran yang ada di kepanitiaan kegiatan Y A A dikarenakan kesibukan ini itu,kepentingan lain, akan tetapi eksistensi almarhumah yang senantiasa istiqomah menjalankan amanah dengan tulus hingga usai kegiatan beliau masih mampu membagi berbagai pilihan waktunya dalam beragam aktifitas keseharian baik untuk bekerja, di beberapa waktu beliau pulang ke rumah orang tua untuk bertemu keluarga dikarenakan kala beraktifitas kerja yang jauh dari rumah beliau memutuskan untuk kos, menghadiri undangan walimah dan ragam hal lainnya. Kontribusi almarhumah yang senantiasa menjaga istiqomah mengemban berbagai amanah selama di Y A A menginspirasi banyak civitas Y A A, sahabat yang mengenal sosok beliau yang penuh ramah, murah senyum, mudah bersahabat kepada semua orang yang berada di sekelilingnya, penuh keramaian kisah, canda dan tawa yang tak terlupakan bagi seseorang mengenal akan sosoknya. Beliau meninggal Dunia di usia 24 th, dikarenakan sakit pada Ahad, 05 Februari 2012 (siang) lalu dalam perjalanan menuju rumah sakit di pangkuan dan pelukan bersama-sama kedua orang tua dan sahabatnya semasa ia kecil yang telah dipertemukan kembali dan sama-sama aktif di Y A A. Almarhumah adalah seorang aktifis sejati dan berjiwa muda. Dimana era saat ini begitu banyak orang yang hanya mengisi waktu luang dan kesibukannya dengan mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga dan karir. Akan tetapi beliau mampu pula mengutamakan kepentingan kesemuanya dan mampu berbuat untuk ummat dan agama. Ghiroh nya yang tinggi dalam perjuangan islam dan kemanusiaan di Y A A sangat membekas di hati teman-teman, sahabat yang mengenalnya..



Marilah sahabat RKI kita doakan Al-Fatihah kepada Almarhumah.. Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta'aala menempatkan J S di berikan tempat yg terbaik di sisi-Nya, semoga Allah melapangkan kuburnya, menggugurkan segala dosa & kesalahannya, dan semoga J S termasuk ke dalam golongan wanita2 terbaik dari umat ini. Aamiin.

* Y A A adalah sebuah organisasi kepemudaan remaja masjid

* J S adalah inisial sebuah nama.



“Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. Ali-Imran : 115)


http://banypurnama.blogspot.com/2012/04/surat-untuk-sahabat-ku.html

Rahasia Syukur, Sabar, dan Istighfar

Dalam mukaddimah kitab Al Waabilush Shayyib, Imam Ibnul Qayyim mengulas tiga hal di atas dengan sangat mengagumkan. Beliau mengatakan bahwa kehidupan manusia berputar pada tiga poros: Syukur, Sabar, dan Istighfar. Seseorang takkan lepas dari salah satu dari tiga keadaan:

1- Ia mendapat curahan nikmat yang tak terhingga dari Allah, dan inilah mengharuskannya untuk bersyukur. Syukur memiliki tiga rukun, yang bila ketiganya diamalkan, berarti seorang hamba dianggap telah mewujudkan hakikat syukur tersebut, meski kuantitasnya masih jauh dari ‘cukup’. Ketiga rukun tersebut adalah: a- Mengakui dalam hati bahwa nikmat tersebut dari Allah. b-Mengucapkannya dengan lisan. c-Menggunakan kenikmatan tersebut untuk menggapai ridha Allah, karena Dia-lah yang memberikannya.

Inilah rukun-rukun syukur yang mesti dipenuhi

2- Atau, boleh jadi Allah mengujinya dengan berbagai ujian, dan kewajiban hamba saat itu ialah bersabar. Definisi sabar itu sendiri meliputi tiga hal: a-Menahan hati dari perasaan marah, kesal, dan dongkol terhadap ketentuan Allah. b-Menahan lisan dari berkeluh kesah dan menggerutu akan takdir Allah. c-Menahan anggota badan dari bermaksiat seperti menampar wajah, menyobek pakaian, (atau membanting pintu, piring) dan perbuatan lain yang menunjukkan sikap ‘tidak terima’ thd keputusan Allah.

Perlu kita pahami bahwa Allah menguji hamba-Nya bukan karena Dia ingin membinasakan si hamba, namun untuk mengetes sejauh mana penghambaan kita terhadap-Nya. Kalaulah Allah mewajibkan sejumlah peribadatan (yaitu hal-hal yang menjadikan kita sebagai abdi/budak-nya Allah) saat kita dalam kondisi lapang; maka Allah juga mewajibkan sejumlah peribadatan kala kita dalam kondisi sempit.

Banyak orang yang ringan untuk melakukan peribadatan tipe pertama, karena biasanya hal tersebut selaras dengan keinginannya. Akan tetapi yang lebih penting dan utama adalah peribadatan tipe kedua, yang sering kali tidak selaras dengan keinginan yang bersangkutan.

Ibnul Qayyim lantas mencontohkan bahwa berwudhu di musim panas menggunakan air dingin; mempergauli isteri cantik yang dicintai, memberi nafkah kepada anak-isteri saat banyak duit; adalah ibadah. Demikian pula berwudhu dengan sempurna dengan air dingin di musim dingin dan menafkahi anak-isteri saat kondisi ekonomi terjepit, juga termasuk ibadah; tapi nilainya begitu jauh antara ibadah tipe pertama dengan ibadah tipe kedua. Yang kedua jauh lebih bernilai dibandingkan yang pertama, karena itulah ibadah yang sesungguhnya, yang membuktikan penghambaan seorang hamba kepada Khaliqnya.

Oleh sebab itu, Allah berjanji akan mencukupi hamba-hamba-Nya, sebagaimana firman Allah,
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
“Bukankah Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhan) hamba-Nya?” (QS. Az Zumar: 36).

Tingkat kecukupan tersebut tentulah berbanding lurus dengan tingkat penghambaan masing-masing hamba. Makin tinggi ia memperbudak dirinya demi kesenangan Allah yang konsekuensinya harus mengorbankan kesenangan pribadinya, maka makin tinggi pula kadar pencukupan yang Allah berikan kepadanya. Akibatnya, sang hamba akan senantiasa dicukupi oleh Allah dan termasuk dalam golongan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا
“(Sesungguhnya, engkau (Iblis) tidak memiliki kekuasaan atas hamba-hamba-Ku, dan cukuplah Rabb-mu (Hai Muhammad) sebagai wakil (penolong)” (QS. Al Isra’: 65).

Hamba-hamba yang dimaksud dalam ayat ini adalah hamba yang mendapatkan pencukupan dari Allah dalam ayat sebelumnya, yaitu mereka yang benar-benar menghambakan dirinya kepada Allah, baik dalam kondisi menyenangkan maupun menyusahkan. Inilah hamba-hamba yang terjaga dari gangguan syaithan, alias syaithan tidak bisa menguasai mereka dan menyeret mereka kepada makarnya, kecuali saat hamba tersebut lengah saja.

Sebab bagaimana pun juga, setiap manusia tidak akan bebas 100% dari gangguan syaithan selama dia adalah manusia. Ia pasti akan termakan bisikan syaithan suatu ketika. Namun bedanya, orang yang benar-benar merealisasikan ‘ubudiyyah (peribadatan) kepada Allah hanya akan terganggu oleh syaithan di saat dirinya lengah saja, yakni saat dirinya tidak bisa menolak gangguan tersebut… saat itulah dia termakan hasutan syaithan dan melakukan pelanggaran.

dengan demikian, ia akan beralih ke kondisi berikutnya:

3- Yaitu begitu ia melakukan dosa, segera lah ia memohon ampun (beristighfar) kepada Allah. Ini merupakan solusi luar biasa saat seorang hamba terjerumus dalam dosa. Bila ia hamba yang bertakwa, ia akan selalu terbayang oleh dosanya, hingga dosa yang dilakukan tadi justeru berdampak positif terhadapnya di kemudian hari. Ibnul Qayyim lantas menukil ucapan Syaikhul Islam Abu Isma’il Al Harawi yang mengatakan bahwa konon para salaf mengatakan: “Seseorang mungkin melakukan suatu dosa, yang karenanya ia masuk Jannah; dan ia mungkin melakukan ketaatan, yang karenanya ia masuk Neraka”. Bagaimana kok begitu? Bila ALlah menghendaki kebaikan atas seseorang, Allah akan menjadikannya terjerumus dalam suatu dosa (padahal sebelumnya ia seorang yang shalih dan gemar beramal shalih). Dosa tersebut akan selalu terbayang di depan matanya, mengusik jiwanya, mengganggu tidurnya dan membuatnya selalu gelisah. Ia takut bahwa semua keshalihannya tadi akan sia-sia karena dosa tersebut, hingga dengan demikian ia menjadi takluk di hadapan Allah, takut kepada-Nya, mengharap rahmat dan maghfirah-Nya, serta bertaubat kepada-Nya. Nah, akibat dosa yang satu tadi, ia terhindar dari penyakit ‘ujub (kagum) terhadap keshalihannya selama ini, yang boleh jadi akan membinasakan dirinya, dan tersebab itulah ia akan masuk Jannah.

Namun sebaliknya orang yang melakukan suatu amalan besar, ia bisa jadi akan celaka akibat amalnya tersebut. Yakni bila ia merasa kagum dengan dirinya yang bisa beramal ‘shalih’ seperti itu. Nah, kekaguman ini akan membatalkan amalnya dan menjadikannya ‘lupa diri’. Maka bila Allah tidak mengujinya dengan suatu dosa yang mendorongnya untuk taubat, niscaya orang ini akan celaka dan masuk Neraka.

Demikian kurang lebih penuturan beliau dalam mukaddimah kitab tadi, semoga kita terinspirasi dengan tulisan yang bersahaja ini.

Penulis: Ustadz Sufyan Basweidan, MA
Artikel Muslim.Or.Id


http://ustadchandra.wordpress.com/2012/04/10/rahasia-syukur-sabar-dan-istighfar/

4 April 2012

Doa kepalsuan-kisah Yusuf dan Zulaikha

"Ya Allah. Satukanlah hati kedua mempelai ini seperti Engkau satukan hati Adam dan Hawa, Yusuf dan Zulaikha dan seperti Engkau satukan hati Muhammad s.a.w. dan Siti Khadijah. Semoga Allah memberkati dan menghimpunkan kamu berdua kebaikan dan keberkatan di dunia dan akhirat “



Pernahkah kita tertanya-tanya mengapakan doa ini selalu menjadi pilihan bakal-bakal pengantin, sedangkan ada yang tidak kena dengan sebahagian ungkapan doa tersebut. Doa Yusuf dan Zulaikha. Yusuf seorang Nabi dan Rasul. Zulaikha pula nama yang biasa dirujukkan kepada peribadi isteri pembesar (imra’ah al aziz) Mesir yang cuba menggoda Nabi Yusuf a.s.



Bagaimana seorang perempuan yang teruk perilakunya boleh dibariskan dalam kalangan yang beriman dan istimewa seperti Adam, Hawa, Yusuf, Muhammad dan Siti Khadijah dalam doa pengantin tersebut?



Dalam al Quran, ada diceritakan kisah wanita tersebut seperti terkandung dalam Surah Yusuf seperti berikut:





“Dan ketika Yusuf sampai ke peringkat umurnya yang sempurna kekuatannya, Kami beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikianlah kami membalas orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.



“Dan perempuan yang Yusuf tinggal di rumahnya, bersungguh-sungguh memujuk Yusuf berkehendakkan dirinya; dan perempuan itupun menutup pintu-pintu serta berkata: “Marilah ke mari, aku bersedia untukmu”. Yusuf menjawab: “Aku berlindung kepada Allah (dari perbuatan yang keji itu); sesungguhnya Tuhanku telah memuliharaku dengan sebaik-baiknya; sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan berjaya”.



“Dan sebenarnya perempuan itu telah berkeinginan sangat kepadanya, dan Yusuf pula (mungkin timbul) keinginannya kepada perempuan itu kalaulah ia tidak menyedari kenyataan Tuhannya (tentang kejinya perbuatan zina itu). Demikianlah (takdir Kami) untuk menjauhkan dari Yusuf perkara-perkara yang tidak baik dan perbuatan-perbuatan yang keji, kerana sesungguhnya ia dari hamba-hamba Kami yang dibersihkan dari segala dosa.



“Dan mereka berdua pun berkejaran ke pintu, serta perempuan itu mengoyakkan baju Yusuf dari belakang; lalu terserempaklah keduanya dengan suami perempuan itu di muka pintu. Tiba-tiba perempuan itu berkata (kepada suaminya): Tidak ada balasan bagi orang yang mahu membuat jahat terhadap isterimu melainkan dipenjarakan dia atau dikenakan azab yang menyiksanya.”



“Yusuf pula berkata: “Dia lah yang memujukku berkehendakkan diriku”. (Suaminya tercengang mendengarnya) dan seorang dari keluarga perempuan itu (yang ada bersama-sama) tampil memberi pendapatnya dengan berkata:“Jika baju Yusuf koyak dari depan maka benarlah tuduhan perempuan itu, dan menjadilah Yusuf dari orang-orang yang dusta.



“Dan jika bajunya koyak dari belakang, maka dustalah perempuan itu, dan Yusuf adalah dari orang-orang yang benar”.



“Setelah suaminya melihat baju Yusuf koyak dari belakang, berkatalah ia: “Sesungguhnya ini adalah dari tipu daya kamu orang-orang perempuan; sesungguhnya tipu daya kamu amatlah besar pengaruhnya.



“Wahai Yusuf, lupakanlah hal ini. Dan engkau (Wahai Zulaikha), mintalah ampun bagi dosamu, sesungguhnya engkau adalah dari orang-orang yang bersalah!”



“Dan (sesudah itu) perempuan-perempuan di bandar Mesir (mencaci hal Zulaikha dengan) berkata: Isteri Al-Aziz itu memujuk hambanya (Yusuf) berkehendakkan dirinya, sesungguhnya cintanya (kepada Yusuf) itu sudahlah meresap ke dalam lipatan hatinya; sesungguhnya kami memandangnya berada dalam kesesatan yang nyata.”



“Maka apabila ia (Zulaikha) mendengar cacian mereka, dia pun menjemput mereka dan menyediakan satu jamuan untuk mereka, serta memberi kepada – tiap seorang di antara mereka sebilah pisau. Dan pada ketika itu berkatalah ia (kepada Yusuf): “Keluarlah di hadapan mereka”. Maka ketika mereka melihatnya, mereka tercengang melihat kecantikan parasnya, dan mereka dengan tidak sedar melukakan tangan mereka sambil berkata: “Jauhnya Allah dari kekurangan! Ini bukanlah seorang manusia, ini tidak lain melainkan malaikat yang mulia!”



“(Zulaikha) berkata: “Inilah orangnya yang kamu tempelak aku mengenainya! Sebenarnya aku telah memujuknya berkehendakkan dirinya tetapi ia menolak dan berpegang teguh kepada kesuciannya; dan demi sesungguhnya kalau ia tidak mahu melakukan apa yang aku suruh tentulah ia akan dipenjarakan, dan akan menjadi dari orang-orang yang hina.”



“Yusuf (merayu ke hadrat Allah Taala dengan) berkata: “Wahai Tuhanku! Aku lebih suka kepada penjara dari apa yang perempuan-perempuan itu ajak aku kepadanya. Dan jika Engkau tidak menjauhkan daripadaku tipu daya mereka, mungkin aku akan cenderung kepada mereka, dan aku menjadi dari orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya”.







[Surah Yusuf, ayat 22-33]



Kita terkadang pernah mendengar ceramah agama oleh beberapa pendakwah yang selalu bercerita tanpa disandarkan kepada nas termasuk oleh seorang ustazah terkenal tentang kehebatan cinta Yusuf dan Zulaikha. Kononnya Yusuf dan Zulaikha pada akhirnya bertaut juga sebagai pasangan suami isteri atas dasar cinta suci. Digambarkan betapa hebatnya cinta mereka sehingga boleh mengagumkan para pendengar yang tidak pernah berusaha menyelidikan sumber cerita tersebut.



Sebenarnya tidak ada satu pun riwayat yang shahih berkenaan pernikahan Nabi Yusuf a.s. dan Zulaikha. Ia sebenarnya bersumber dari israiliyat. Israiliyat adalah istilah sumber pengambilan cerita dari ahli kitab di kalangan Yahudi semenjak zaman nabi lagi.



Kisah cinta Yusuf dan Zulaikha adalah kisah Parsi yang dicedok daripada kitab Talmud yang telah menokok tambah kisah sebenar Nabi Yusuf. Ia dikatakan tersebar secara lebih meluas di kalangan umat Islam melalui hasil kerja Nuruddin Abdul Rahman Jami’ (1414-1492) dalam Haft Awrang (Seven Thrones). Beliau adalah seorang ahli sufi dan juga penyajak terkenal di Parsi. Beliau berasal dari sebuah wilayah Parsi yang kini dikenali sebagai Khurasan. Khurasan merupakan sebuah tempat berkurun lamanya didiami oleh Yahudi Parsi dan banyak rabbai muktabar terkubur di situ sehingga makam-makam mereka dijadikan suatu tempat haji oleh Yahudi sedunia sehingga ke hari ini.



Mungkin ramai di kalangan kita tidak menyedari kepalsuan kisah cinta Yusuf dan Zulaikha ini disebabkan terlepas pandang dan tidak pernah mengkaji kesahihan sumbernya.



Sebahagian kita pula beranggapan kisah sebegini tidak merosakkan akidah seseorang. Pun begitu, kita perlu menyedari bahawa dengan berseleraknya kisah-kisah palsu dan karut tentang rasul dan nabi tentunya akan memberikan imej negatif terhadap golongan yang sangat tinggi maqamnya itu di sisi Allah Taala. Apatah lagi ia dibaluti dengan tokok-tambah yang karut-marut serta tidak masuk akal. Tentunya ini akan menimbulkan persepsi salah di kalangan bukan Islam, malah umat Islam sendiri.



Suatu kesalahan jika kita mengetahui sesuatu cerita itu tidak mempunyai asas yang sahih, lalu kita menyebarkannya tanpa menyatakan kelemahan cerita tersebut. Lebih teruk lagi, mereka yang percaya bulat-bulat kerana bertaqlidkan kepada tok-tok guru, ustaz dan ustazah, lantaran kemasyhuran mereka di kaca televisyen, corong radio, pentas ceramah dan surat khabar.



Oleh yang demikian, saya ingin mengajak seluruh warga manusia supaya kita menghapuskan karut-marut kisah cinta palsu Yusuf dan Zulaikha ini yang sebenarnya tidak bersumberkan nas yang shahih mengenainya, Hentikan penyebaran doa yang membariskan Zulaikha dengan nama-nama yang berperibadi sangat mulia seperti Adam, Hawa, Yusuf, Muhammad dan Siti Khadijah.

http://www.facebook.com/note.php?note_id=158153647550828

Bertasbih

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesiapa yang bertasbih (membaca Subhanallah) pada setiap selesai solat 33 kali, tahmid (membaca Alhamdulillah) 33 kali, dan takbir (membaca Allahu Akbar) 33 kali, dan semuanya berjumlah 99.” Nabi bersabda: “Disempurnakan menjadi 100 dengan membaca Laa Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syariikalah Lahul Mulku wa lahul Hamdu wa Huwa ‘Ala Kulli Syai’in Qadir, maka akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim)

http://www.facebook.com/note.php?note_id=163083990391127

JAGA 7 SUNNAH RASUL

"Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetaph hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup.Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Kerana, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT.Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:



Pertama: tahajjud, kerana kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.



Kedua: membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.



Ketiga: jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, kerana masjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.



Keempat: jaga solat dhuha, kerana kunci rezeki terletak pada solat dhuha.



Kelima: jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.



Keenam: jaga wudhu terus menerus kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah".



Ketujuh: amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah. Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh kerana itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. Zikir juga merupakan makanan rohani yang paling bergizi, dan dengan zikir berbagai kejahatan dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.





" wahai tuhan ku, aku tak layak kesyurgamu ...namun tak pula aku sanggup keNerakamu.. .......,kami lah hamba yang mengharap belas darimu ........Ya Allah jadikan lah kami hamba2 mu yang bertaqwa.... ..ampunkan dosa2 kami, kedua ibubapa kami, dosa semua umat2 islam yang masih hidup mahupun yang telah meninggal dunia 

http://www.facebook.com/note.php?note_id=164550600244466

MERENUNGI KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN

Setiap jiwa pasti akan menemui ajalnya. Tiada setiap jiwa pun yang kekal abadi hidup di dunia. Bila ajal telah tiba tak ada yang bisa menghindar dan lari darinya. Bukan berarti telah berakhir sampai disini. Tetapi telah berpindah ke alam berikutnya, yaitu alam kubur atau alam barzakh, yang termasuk bagian dari beriman kepada hari akhir.

Setiap yang telah memasuki alam kubur maka akan mengalami fitnah kubur. Yaitu ujian berupa pertanyaan dua malaikat kepada si mayit, tentang Rabbnya, agamanya dan Nabinya. Dari ujian ini akan diketahui apakah dia termasuk hamba-Nya yang jujur keimanannya sehingga berhak mendapatkan nikmat kubur, atau apakah dia termasuk yang dusta keimanannya sehingga berhak mendapakan adzab kubur.



Ini merupakan aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang wajib setiap mu’min untuk meyakini kebenaran adanya fitnah kubur, nikmat kubur dan adzab kubur. Termasuk konsekuensi dari beriman kepada Allah ? dan Rasulullah ? adalah meyakini kebenaran apa yang dikhabarkan di dalam Al Qur’an dan As Sunnah tentang kejadian-kejadian di alam ghaib. Di awal-awal ayat Al Qur’an Allah ? mengkhabarkan ciri orang-orang yang mendapatkan hidayah dan keberuntungan di dunia dan di akhirat, diantaranya adalah orang yang beriman tentang perkara ghaib. Allah ? berfirman (artinya):

“Orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, menunaikan shalat dan menginfaqkan sebagian yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka pula beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka (Al Qur’an) dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat. Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al Baqarah: 3-5)



Dalil – Dalil Tentang Fitnah Kubur

Dalil-dalil yang menunjukan adanya fitnah kubur, diantaranya;

Dalam Al Qur’an firman Allah ?:



يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ



“Allah meneguhkan dengan al qauluts tsabit kepada orang-orang yang beriman dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)

Di dalam ayat di atas menetapkan akan adanya fitnah kubur. Karena Allah ? memberikan kemulian kepada orang-orang yang benar-benar beriman dengan diteguhkannya al qaulul tsabit. Yaitu keteguhan iman si mayit di alam kubur ketika ditanya oleh dua malaikat. Sebagaimana hadits dari shahabat Al Barra’ bin ‘Azib ? bahwa Rasulullah ? bersabda:



إِذَا أُقْعِِدَ الْمُؤْمِنُ فِي قَبْرِهِ أُتِيَ ثُمَّ شَهِدَ أَنْ لاَ إِله إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ فَذَالِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى : يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ



“Jika seorang mu’min telah didudukkan di dalam kuburnya kemudian didatangi (dua malaikat dan bertanya kepadanya) maka dia akan (menjawab) dengan mengucapkan dua kalimat syahadat:



أَنْ لاَ إِله إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ



itulah al qauluts tsabit sebagaimana yang tertera dalam firman Allah ? di atas.” (H.R. Al Bukhari no. 1379 dan Muslim no. 2871)

Ayat di atas juga sebagai dalil bahwa peristiwa fitnah kubur ini merupakan bagian dari hari akhir. Karena Allah ? menyebutkan peristiwa fitnah kubur ini dengan lafadz “wafil akhirah” yaitu di hari akhir.

Demikian pula dari As Sunnah, dari shahabat Al Barra’ bin ‘Azib yang diriwayatkan oleh Abu Dawud 2/281, Ahmad 4/287 dan selain keduanya, bahwa Rasulullah ? mengisahkan peristiwa fitnah kubur yang akan dialami oleh orang mu’min dan orang kafir. Keadaan orang mu’min ketika ditanya oleh dua malaikat, maka dia akan dikokohkan jawabannya oleh Allah ?. Siapakah Rabb-mu? Dia akan bisa menjawab: Rabb-ku adalah Allah. Apa agamamu? Dia akan bisa menjawab: Agamaku adalah Islam. Siapakah laki-laki ini yang diutus kepadamu? Dia pun bisa menjawab: Dia adalah Rasulullah ? (Demikianlah Allah ? pasti memenuhi janji-Nya sebagaimana dalam Q.S. Ibrahim: 27 di atas). Sebaliknya keadaan orang kafir ketika ditanya oleh dua malaikat, maka dia tidak akan bisa menjawab. Siapakah Rabb-mu? Dia akan menjawab: Hah, hah, saya tidak tahu. Apa agamamu? Dia akan menjawab: Hah, hah, saya tidak tahu. Lalu siapakah laki-laki ini yang diutus kepadamu? Dia pun akan menjawab: Hah, hah, saya tidak tahu.

Demikian pula hadits dari Ummul Mu’minin Aisyah, bahwa Rasulullah ? bersabda:



فَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُوْنَ فِي قُبُورِكُمْ مِثْلُ أَوْ قَرِيْبٌ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ



“Telah diwahyukan kepadaku sungguh akan ditimpakan fitnah kepada kalian di dalam kubur-kubur kalian seperti atau hampir mirip dengan fitnah Al Masih Ad Dajjal.” (H.R. Al Bukhari no. 87 dan Muslim no. 905)

Padahal fitnah Al Masih Ad Dajjal merupakan fitnah terbesar dari fitnah-fitnah yang terjadi sejak diciptakan Adam sampai hari kiamat nanti. Rasulullah ? bersabda:



مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ أَمْرٌ أكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ

“Tidak ada fitnah yang paling besar sejak diciptakan Adam sampai hari kiamat dibanding dengan fitnah Dajjal.” (Muslim no. 2946)

Sehingga fitnah kubur itu pun amat ngeri seperti atau hampir mirip dengan fitnah Dajjal, kecuali bagi orang-orang yang jujur keimanannya. Oleh karena itu bila si mayit telah dikuburkan maka dianjurkan bagi kita untuk mendo’akannya. Rasulullah ? bersabda:



اسْتَغْفِرُوا لأَخِيْكُمْ وَاسْأَلُوا لَهُ التَثْبِيْتَ فَإِنَّهُ الآنَ يُسْئَلُ



“Mohonkan ampunan untuk saudaramu, dan mohonkan untuknya keteguhan (iman), karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya.” (Shahihul Jami’ no. 476)

Adapun nama dua malaikat tersebut adalah malaikat Munkar dan Nakir, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi no. 1071, Ibnu Hibban no. 780 dan selain keduanya dari shahabat Abu Hurairah ?. Hadits ini dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1391.



Dalil – Dalil Adzab Kubur Dan Nikmat Kubur

Setelah mengalami proses fitnah kubur, maka akan mengalami proses berikutnya, yaitu proses nikmat kubur dan adzab kubur. Bila dia selamat dalam fitnah kubur maka dia akan mendapatkan nikmat kubur dan sebaliknya bila ia tidak selamat dalam fitnah tersebut maka dia akan mendapatkan adzab kubur.



Para pembaca, proses ini pun merupakan perkara ghaib yang harus diyakini kebenarannya. Karena Allah ? dan Rasul-Nya telah mengkhabarkan peristiwa ini di dalam Al Qur’anul Karim dan As Sunnah An Nabawiyyah.

Di antara dalil dalam Al Qur’an yaitu firman Allah ? (artinya): “…, Alangkahnya dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang zhalim (kafir) berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut sedang para malaikat memukul dengan tangan mereka, sambil berkata: ‘Keluarkanlah nyawamu.’ Pada hari ini (sekarang ini, sejak sakaratul maut) kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan. Karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah dengan perkataan yang tidak benar dan selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (Al An’am: 93)



Berkata Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di dalam kitab tafsirnya Taisirul Karimir Rahman: “Ayat ini sebagai dalil tentang adanya adzab di alam barzakh dan kenikmatan di dalamnya. Dan adzab yang diarahkan kepada mereka dalam konteks ayat ini terjadi sejak sakaratul maut, menjelang mati dan sesudah mati.”



Dalam Q.S. Ghafir ayat ke 46 Allah ? berfirman (artinya): “ (Salah satu bentuk azdab di alam barzakh nanti) Neraka akan ditalpakkan di waktu pagi dan petang kepada Fir’aun dan para pengikutnya. Kemudian pada hari kiamat (dikatakan kepada malaikat): Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.”



Berkata Al Imam Ibnu Katsir Asy Syafi’i: “Ayat di atas merupakan landasan utama yang dijadikan dalil bagi aqidah Ahlus Sunnah tentang adanya adzab di alam kubur.” (Lihat Al Mishbahul Munir)



Adapun dalil dari As Sunnah, diantaranya; hadits dari Al Barra’ bin ‘Azib ?, bahwa Rasulullah ? bersabda:



اسْتَعِيْذُوا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ



“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur (diulangi sampai 2/3 kali).” Kemudian Rasululah ? berdo’a:



اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ



“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab kubur (sampai 3 kali).”

Kemudian Rasulullah ? menggambarkan keadaan orang mu’min dengan dibentangkan tikar dari al jannah, dikenakan pakaian dari al jannah dan dibukakan pintu baginya ke arah al jannah yang mendatangkan aroma harum, serta diperluas tempatnya di alam kubur seluas mata memandang. Sebaliknya keadaan orang kafir, maka dibentangkan baginya tikar dari neraka, dibukakan pintu yang mengarah ke neraka yang mendatangkan panas dan aroma busuk, serta disempitkan tempatnya di alam kubur sampai tulang belulangnya saling merangsek. (H.R. Abu Dawud 2/281 dan lainnya)

Dalam riwayat Al Imam Ahmad 6/81 Rasulullah ? bersabda:



اسْتَعِيْذُوا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ فَإِنَّ عَذَابَ الْقَبْرِ حَقٌّ



“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur, karena sesungguhnya adzab kubur itu adalah benar adanya.”

Dalam hadits Ibnu Abbas ?, bahwa Rasulullah ? pernah melewati dua kuburan. Kemudian beliau bersabda:



أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيْرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ وَأَمَّا الآخَرُ فكَانَ لاَ يَسْتَنْزِهُ مِنْ بَوْلِهِ



“Kedua penghuni ini sungguh sedang mendapat adzab. Dan tidaklah keduanya diadzab karena melakukan dosa besar. Adapun salah satunya karena berbuat namimah (adu domba) dan yang kedua karena tidak membersihkan air kecingnya.” (H.R. Muslim no. 292)

Demikian pula do’a yang ditekankan oleh Rasulullah ? sebelum salam ketika shalat:



اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَ الْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ



“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dan dari fitnah selama hidup dan sesudah mati, serta dari fitnah Al Masih Ad Dajjal.” (H.R. Muslim dan selainnya, lihat Al Irwa’ no. 350)

Apakah adzab kubur dan nikmat kubur itu terus menerus? Adapun adzab kubur bagi orang kafir adalah terus menerus sampai datangnya hari kiamat. Sedangkan bagi orang mu’min yang bermaksiat, bila Allah ? telah memutuskannya untuk mengadzabnya maka tergantung dengan dosa-dosanya. Mungkin dia diadzab terus menerus dan juga mungkin tidak terus menerus, mungkin lama dan mungkin juga tidak lama, tergantung dengan rahmat dan ampunan dari Allah ?. Mungkin pula orang mu’min yang bermaksiat tadi diputuskan tidak mendapat adzab sama sekali dengan rahmat dan maghfirah Allah ?. Semoga kita diselamatkan oleh Allah ? dalam fitnah kubur dan dari adzab kubur.



Para pembaca, semua peristiwa yang terjadi di alam kubur itu merupakan perkara ghaib yang tidak bisa dinilai kebenarannya dengan logika, analisa dan eksperimen. Bahkan semua peristiwa di alam kubur itu amatlah mudah bagi Allah ?. Karena Allah ? memilki nama Al Qadir Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sehingga peristiwa di alam kubur harus dinilai dan ditimbang dengan nilai dan timbangan iman. Karena ini adalah perkara yang ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh kemampuan akal dan logika manusia. Karena ini adalah perkara yang ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh kemampuan akal dan logika manusia. Sehingga bila ada manusia yang mati tenggelam dilaut yang badannya hancur dimakan ikan laut, atau manusia yang mati terbakar sampai menjadi abu sangatlah mudah bagi Allah ? untuk mengembalikannya.



Marilah kita perhatikan firman Allah ? (artinya): “Dan kami (malaikat) lebih dekat kepadanya (nyawa) dari pada kalian. Tetapi kalian tidak bisa melihat kami.” (Al Waqi’ah: 85)

Ketika malaikat hendak mencabut nyawa seseorang, sesungguhnya malaikat tersebut ada disebelahnya tetapi ia tidak bisa dilihat oleh mata kepalanya. Demikianlah kekuasaan dan kagungan Allah ? yang tidak tidak bisa diukur dengan logika manusia.


http://www.facebook.com/note.php?note_id=177452978954228

10 PERKARA YANG MEMBATALKAN ISLAM

Oleh: Dr.Abdul Basit @ Abu Anas Madini

Saudara muslim! Ketahuilah, bahawa terdapat beberapa perkara yang boleh membatalkan Islam seseorang. Antara yang paling banyak terjadi ialah sepuluh perkara. Maka hindarilah diri anda daripadanya.

Pertama:

Syirik iaitu mempersekutukan Allah dalam ibadat. Firman Allah swt:

{ إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ } (المائدة: 72)

“Sesungguhnya sesiapa yang mempersekutukan Allah, nescaya Allah, mengharamkan Syurga baginya dan tempat tinggalnya (kelak) adalah neraka, dan tiada penolong bagi orang-orang yang zalim”. (Al-Maidah: 72)

Antara perbuatan syirik tersebut ialah: Meminta doa dan pertolongan dari orang-orang yang telah mati, bernazar dan menyembelih korban kepada mereka.

Kedua:

Menjadikan sesuatu sebagai perantara di antara dirinya dengan Allah, meminta doa dan syafaat serta berserah diri (tawakkal) kepada perantara itu. Orang yang melakukan perkara tersebut, menurut kesepakatan (ijma’) ulama’ adalah kafir.

Ketiga:

Tidak mengkafirkan orang musyrik atau ragu-ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan fahaman mereka. Dengan melakukan demikian, ia telah kafir.

Keempat:

Berkeyakinan bahawa petunjuk yang lain daripada petunjuk Nabi saw adalah lebih sempurna atau berkeyakinan bahawa hukuman yang lain daripada hukuman Nabi saw lebih baik seperti mereka yang mengutamakan peraturan thaghut (peraturan manusia yang melampaui batas dan menyimpang dari hukum Allah) dan mengenepikan hukum Rasulullah saw. Maka orang yang berkeyakinan seperti itu adalah kafir.

Sebagai contoh:

a-Berkeyakinan bahawa peraturan atau perundangan yang dibuat oleh manusia lebih utama daripada Syariat Islam;
atau perundangan Islam tidak sesuai dilaksanakan di abad kedua puluh satu.
· atau Islam adalah sebab kemunduran kaum muslimin.
· atau Islam hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya sahaja dan bukan urusan kehidupan dunia.

b-Berpendapat bahawa melaksanakan hukum Allah swt dalam perkara hukum hudud seperti memotong tangan pencuri dan merejam penzina yang telah berkahwin (muhsan) tidak sesuai lagi pada masa kini.

c- Berkeyakinan bahawa dibolehkan untuk mengamalkan perundangan yang lain daripada syariat yang diturunkan oleh Allah swt samada dalam hukum mu’amalat (perdagangan) atau dalam melaksanakan hukum hudud (jenayah) atau lainnya sekalipun tidak disertai dengan keyakinan bahawa hukum-hukum tersebut lebih utama daripada Syariat Islam, kerana dengan sedemikian ia telah menghalalkan perkara yang diharamkan oleh Allah menurut ijma’ ulama.

Setiap orang yang menghalalkan perkara yang sudah jelas dan tegas diharamkan oleh Allah swt dalam agama seperti zina, arak, riba dan melaksanakan perundangan yang lain dari syariat Islam adalah kafir menurut kesepakatan umat Islam (ijma’).


Kelima:

Membenci sesuatu yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw sebagai syariat walaupun ia mengamalkannya. Dengan melakukan demikian, ia telah menjadi kafir, kerana firman Allah:

{ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ }


“Demikian itu adalah kerana mereka benci terhadap sesuatu yang diturunkan oleh Allah, maka Allah menghapuskan (pahala) segala amal perbuatan mereka”. (Muhammad: 9)


 Keenam:

Mempersendakan Allah swt atau kitab-Nya atau Rasulullah saw atau sesuatu daripada ajaran agama, maka ia telah menjadi kafir, kerana firman Allah swt:

{ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ، لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ } (التوبة: 65-66)


“Katakanlah (wahai Muhammad): Adakah terhadap Allah dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu sekelian memperolok-olok main? Tiada ertinya kamu meminta maaf kerana kamu telah kafir setelah beriman”. (At-Taubah: 65-66)


Ketujuh:

Sihir, di antaranya ilmu guna-guna (sarf), iaitu mengubah kecintaan seorang suami terhadap isterinya menjadi benci dan ilmu pengasih, iaitu menjadikan seseorang mencintai sesuatu yang tidak disenanginya dengan cara-cara syaitan. Mereka yang mengamalkan sihir atau rela dengannya adalah kafir kerana firman Allah swt:

{ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلا تَكْفُرْ } (البقرة: 102)


“Sedangkan kedua-dua malaikat itu tidak mengajarkan (suatu sihir) kepada sesiapa pun sebelum mengatakan: sesungguhnya kami hanya cubaan bagimu, oleh itu janganlah kamu menjadi kafir”. (Al-Baqarah: 102)


Kelapan:

Membantu dan menolong orang musyrikin untuk memusuhi kaum muslimin kerana firman Allah swt:

{ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ } (المائدة: 51)


“Dan barangsiapa di antara kamu yang mengambil mereka (Yahudi dan Nasrani) menjadi pemimpin, maka dia termasuk di dalam golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. (Al-Maidah: 51)


Kesembilan:

Berkeyakinan bahawa sesetengah individu diperbolehkan untuk tidak mengikuti syariat Muhammad saw. Orang yang berkeyakinan sedemikian adalah kafir kerana firman Allah swt:


{ وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ } (آل عمران: 85)


“Dan sesiapa yang menghendaki selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima agama itu darinya, dan di akhirat ia tergolong di kalangan orang-orang yang rugi”. (Aali Imran: 85).


Kesepuluh:

Berpaling daripada agama Allah swt atau perkara-perkara yang menjadi syarat sah sebagai muslim tanpa mempelajarinya dan tanpa melaksanakan ajarannya. Firman Allah swt:


{ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآَيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ } (السجدة: 22)


“Tiada yang lebih zalim daripada orang-orang yang telah mendapat peringatan melalui ayat-ayat Tuhannya kemudian ia berpaling daripadanya. Sesungguhnya kami akan menimpakan balasan kepada orang-orang yang berdosa”. (As-Sajadah: 22)


Firman Allah swt:

{ وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ } (الأحقا؁: 3)


“Dan orang-orang yang kafir berpaling daripada perkara yang diperingatkan kepada mereka”. (Al-Ahqaf: 3).


Dalam perkara yang membatalkan Islam ini, hukumnya tidak berbeza sama ada secara bergurau atau bersungguh-sungguh, sengaja melakukannya atau takut, kecuali apabila diancam dan dipaksa.

Semoga Allah melindungi kita semua daripada melakukan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan Allah swt dan seksaan yang sangat pedih.


Dari Buku: Panduan Untuk Jemaah Haji Dan Umrah Serta Pengunjung Masjid Rasul Saw.

20 Oktober 2011 – 22 Zulqa’dah 1432H.


http://www.facebook.com/note.php?note_id=325922820773909