26 Maret 2012

Bersama pemuda penggali kubur

Diriwayatkan dari Ibnu Hubaiq: Riwayat dari ayahku yang berkata, Yusuf bin Asbath pernah bertemankan seorang pemuda dari Teluk, yang tidak pernah berbincang- bincang dengannya (Yusuf) selama sepuluh tahun. Akan tetapi, Yusuf mengetahui kerisauan dan kecemasan hati pemuda itu dan juga ketekunannya melakukan ibadat pada siang mahupun malam hari.
Kepada pemuda itu Yusuf pernah berkata, "Apa sebenarnya pekerjaanmu dahulu, sehingga aku lihat dirimu selalu tertunduk menangis?" "Dahulu aku adalah seorang penggali kubur," jawabnya. "Apa yang pernah kamu lihat saat berada di liang lahat?" tanya Yusuf meminta penjelasan. "Aku melihat
 rata-rata muka mereka dipalingkan dari arah kiblat, kecuali beberapa orang saja," kata pemuda itu.
"Kecuali beberapa orang saja?" tanya Yusuf dengan penuh hairan. * Setelah berkata demikian,
Yusuf pun gelisah dan fikirannya tidak tenteram. Oleh itu dia memerlukan ubat untuk menyembuhkan kegelisahannya. Ibnu Hubaiq meneruskan ceritanya, "Ayahku berkata: Kami lalu memanggil doktor Sulaiman untuk mengubati Yusuf. Setelah mendapatkan perawatan yang teratur, Yusuf pun sihat kembali seperti sediakala dan dia pun berkata, "Kecuali hanya sedikit saja!" Yusuf terus-menerus mengucapkan demikian, dan lantaran itu dia mendapatkan perawatan terus agar fikirannya normal kembali.
 Ketika doktor Sulaiman selesai mengobati dan hendak pulang, Yusuf berkata kepada orang-orang yang menungguinya, "Apa yang mesti kalian berikan kepada doktor itu?"
"Dia tidak mengharapkan apa-apa darimu," jawab kami semua.
"Subhanallah! Kalian telah berani mendatangkan doktor kerajaan, akan tetapi, aku tidak memberikan sesuatu pun kepadanya," kata Yusuf.
"Berikan kepadanya uang beberapa dinar!" kata kami kepada Yusuf. Ambillah ini dan berikan kepadanya serta tolong beritahukan kepadanya bahawa aku tidak memiliki sesuatu pun, kecuali sekadar ini, agar dia tidak berprasangka bahwa aku ini mempunyai harga diri yang lebih rendah daripada para raja," kata Yusuf. Yusuf kemudian menyerahkan sebuah kantong berisi uang sebanyak lima belas dinar dan diberikannya kepadaku. Selanjutnya kuserahkan uang tersebut kepada doktor Sulaiman atas pertolongannya kepada Yusuf. Sejak peristiwa itu Yusuf akhirnya tekun menganyam tikar dari daun kurma hingga akhir hayatnya. Dan diriwayatkan dari Hubaiq yang mengatakan:
Yusuf bin Asbath pernah berkata
,"Dari ayahku, aku mendapatkan harta waris berupa tanah seharga lima ratus dinar yang terletak di daerah Kufah. Akan tetapi, pada akhirnya terjadilah perselisihan di antara saudara-saudaraku, kerana itu aku meminta pendapat kepada Hasan bin Shaleh. Hasan bin Shaleh lalu berkata kepadaku,
"Aku tidak ingin kamu terlibat pertentangan dengan mereka, hanya disebabkan masalah tanah yang akan kita masuki kelak." Demikianlah atas saranan Hasan bin Shaleh itu, maka kurelakan tanah itu kepada mereka secara ikhlas kerana Allah SWT semata sebab aku menyedari bahawa diriku adalah bahagian daripada tanah..


http:/banypurnama.blogspot.com/2012/26/Bersama pemuda penggali kubur.html

Ragam siksa kubur.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam pernah mengabarkan tentang dua orang yang disiksa di dalam kuburnya. Yang satu karena mengadu domba sesama manusia, yang lainnya karena tidak bersuci setelah buang air kecil. Di dalam hadits Syu ’bah disebutkan, “Salah seorang di antara keduanya suka memakan daging manusia.” Artinya, dia adalah orang yang suka menggibah dan mengadu domba. Sementara itu dalam hadits Ibnu Mas’ud dikabarkan tentang orang yang dipukul dengan cambuk hingga kuburnya dipenuhi api, karena dia pernah mendirikan shalat tanpa bersuci dan melewati orang yang didzalimi, namun dia tidak mau menolongnya. Juga telah disampaikan hadits Samurah di dalam Shahih Al-Bukhary tentang siksa yang ditimpakan kepada seseorang yang berbuat suatu kedustaan hingga mencapai ufuk, siksa yang ditimpakan kepada seseorang yang membaac Al-Qur ’an di malam hari namun tidak mengamalkannya di siang hari, siksa yang ditimpakan
kepada para pezina, laki- laki maupun perempuan, siksa kepada pemakan riba, dan siksa-siksa lainnya seperti yang disaksikan Nabi Muhammad di alam kubur atau alam berzakh. Dalam hadits Abu Hurairah ra, disebutkan tentang kepala orang-orang yang dipukul dengan batu, karena kepala mereka berat melaksanakan shalat,
 ada pula orang yang memakan daging busuk dan kotor karena zina yang mereka lakukan di dunia, orang-orang yang memotong bibirnya dengan alat pemotong dari besi karena mereka suka menyebarkan fitnah dalam perkataannya. Dalam hadits Abu Sa’id, disebutkan tentang siksa yang dijatuhkan kepada orang-orang yang melakukan berbagai macam kejahatan. Diantara mereka ada yang perutnya menggelembung sebesar rumah. Mereka berada di jalan para pengikut Fir’aun laknatullah. Mereka adalah pemakan riba. Diantara mereka ada yang dengan mulutnya menyuapkan bara api hingga bara itu keluar lagi dari duburnya. Mereka adalah pemakan harta anak yatim. Diantara mereka, ada para wanita yang menggelantung pada payudaranya. Mereka adalah para wanita pezina. Diantara mereka ada yang memotong daging lambungnya lalu memakannya. Mereka adalah orang-orang yang suka menggunjing. Diantara mereka ada yang memiliki kuku dari tembaga, lalu mencakar muka dan dadanya. Mereka adalah orang- orang yang suka menodai kehormatan sesamanya. Nabi Muhammad SAW telah mengabarkan kepada kita mengenai orang yang terbunuh di medan jihad yang memakai mantel dari harta rampasan, dan mantel itu berubah menjadi api yang membakarnya di dalam kubur. Orang ini sebenarnya juga mempunyai hak terhadap harta rampasan, namun ia mengambilnya sebelum dibagi. Siksa kubur, bisa disebabkan oleh kedurhakaan hati, mata, telinga, mulut, lisan, perut, kemaluan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan. Dibawah ini adalah beberapa jenis perbuatan, yang dapat mengakibatkan si pelakunya mendapat siksa di dalam kubur :

1. Mengadu domba, berdusta dan menggibah.
2. Memberikan kesaksian palsu.
3. Menuduh para wanita suci.
4. Menyebarkan fitnah.
5. Mengatakan tentang Allah Subhanahu Wa Taala dan Rasul-Nya dengan tidak dilandasi ilmu pengetahuan. 6. Berbicara semaunya tanpa aturan.
7. Memakan riba.
8. Mengambil harta anak yatim.
9. Memakan uang sogok.
10. Mengambil harta saudaranya sesama muslim secara tidak benar.
11. Meminum minuman yang memabukkan.
12. Berzina dan homoseksual/lesbian.
13. Mencuri dan menipu.
14. Menggugurkan hal-hal yang diwajibkan Allah SWT.
15. Mengganggu dan menyakiti orang-orang muslim.
16. Mencari-cari aib orang muslim.
17. Orang yang berhukum tidak menurut apa yang telah diturunkan Allah.
18. Memberikan fatwa yang bertentangan dengan
 yang telah disyariatkan Allah SWT.
19. Menolong perbuatan dosa.
20. Membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT untuk dibunuh.
21. Menggugurkan hak- hak asma’ Allah SWT dan sifat-sifatNya.
22. Mengingkari asma’ Allah SWT dan sifat- sifatNya.
23. Mendahulukan pendapat dan jalan pikiran sendiri daripada Sunnah Rasulullah SAW.
24.Meratap ketika anggota keluarganya meninggal dunia.
25. Mendendangkan atau mendengarkan lagu-lagu yang diharamkan Allah SWT dan Rasul-Nya.
26. Mendirikan masjid diatas kuburan dan menyalakan api disana.
27. Berbuat curang ketika menimbang barang.
28. Bertindak semena- mena, sombong, membanggakan diri dan pamer.
29. Mengolok-olok dan mencerca orang-orang salaf.
30. Membantu orang-orang
dzalim yang menjual akhiratnya dengan dunia.
31. Tidak peduli jika diingatkan agar takut kepada Allah SWT karena kedurhakaan yang dilakukannya, dan langsung bereaksi jika diingatkan agar takut kepada manusia.
32. Mendapat petunjuk dari Allah SWT dan Rasul- Nya, tetapi tidak peduli dan tidak mau mengikuti.
33. Mendengar bacaan Al- Qur’an namun hatinya sama sekali tidak terketuk oleh kandungannya, atau bahkan merasa risih oleh bacaan tersebut. Sebaliknya, jika ia mendengar omongan setan, nyanyian dan lagu- lagu, maka dia langsung bangkit menyimaknya.
34. Berdusta dan bersumpah palsu atas nama Allah . SWT
35. Bangga dengan kedurhakaan yang dilakukan dan memperbanyak serta menyebarkannya di kalangan rekan-rekannya, atau melakukan kedurhakaan secara terang-terangan.
36. Mengucapkan kata- kata yang kotor dan jorok, umpatan dan hinaan, yang mencerminkan akhlak yang buruk.
37. Menangguhkan pelaksanaan shalat hingga akhir waktu dan tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit.
38. Tidak membayar zakat mal dengan suka rela dari hatinya.
39. Tidak menunaikan haji meskipun sudah memiliki kemampuan.
40. Tidak memenuhui hak meskipun sanggup memenuhinya.
41. Tidak peduli dari mana harta yang diperoleh, dari yang halal atau yang haram.
42. Tidak menyambungkan tali persaudaraan, tidak mengasihi orang miskin, janda, anak yatim dan hewan peliharaan, tidak pula menganjurkan orang lain untuk mengasihi orang miskin.
43. Dan masih sangat banyak lagi, yang masing- masing tergantung dari sedikit dan banyaknya, kecil dan besarnya. Karena banyak manusia yang mengerjakan hal-hal itu, maka banyaklah penghuni kubur yang mendapat siksa. Sedikit sekali orang yang lolos dari
siksaan itu. Zhahir kubur memang hanya tanah. Namun didalamnya ada siksaan dan panas, yang menggelegak seperti air yang mendidih di dalam periuk.


http:/banypurnama.blogspot.com/2010/12/Ragam siksa kubur.html

Hal hal yang menghapus iman

A. Syirik
  1. Pengertian Syirik Kita mengimani bahwa tidak ada yang menyerupai atau melebihi Allah swt, baik zat Nya, sifat-Nya, maupun Af ’al-Nya (perbuatan-Nya).
Menyamakan Allah swt dengan makhkluk ciptaan-Nya
merupakan kekeliuran yang besar. Menyamakan sifat makhluk dengan khalik (Allah swt) termasuk kekafiran pula. Apabila manusia mempunyai sifat pandai, Allah swt maha pandai; manusia hidup, Allah swt Maha hidup; manusia kaya, Allah swt Maha kaya; manusia membuat, Allah Maha Membuat. Berdasarkan uraian di atas, syirik adalah perbuatan, perkataan, atau sikap menyekutukan Allah swt dengan selain Dia, baik dalam ketaatan, pengabdian, pujian, permohonan,
ketergantungan,
 keimanan, maupun dalam hokum. Orang yang melakukan syirik disebut musyrik. Syirik itu kadang- kadang tidak dirasakan pelakunya dan tidak kelihatan oleh orang lain. Sabda Rasulullah saw : Artinya : “Syirik itu lebih halus (merasuknya pada orang mukmin) dari suara jalannya semut di atas batu licin pada malam yang gelap gulita. Maka serendah- rendahnya syirik adalah mencintai seseorang karena kecurangannya dan membenci seseorang karena kejujuran/ keadilannya. ” (HR. Al Hakim) Perbuatan syirik merupakan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama dan termasuk dosa besar yang tidak akan diampuni Allah swt. Firman Allah swt : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar ” . (QS. An- Nisa` : 48) Firman Allah swt : Artinya : sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya adalah neraka tidaklah ada bagi orang-orang yang dzalim itu seorang penolongpun. ” (QS Al-Maidah 5 : 72) Sabda Rasulullah saw : Artinya : “Barang siapa mati tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, pasti ia akan masuk surga dan barang siapa mati menyekutukan Allah dengan sesuatu, pasti ia akan masuk neraka. ” (HR. Muslim) Syirik terdiri dari dua macam, yaitu syirik jali dan syirik khafi.

a. Syirik jali, yaitu syirik jelas atau terang. Artinya, menyekutukan Allah swt atau menyembah selain Allah swt secara jelas dan terang- terangan. Contoh, menyembah berhala atau patung, menyembah matahari, dan menyembah bintang.

b. Syirik khafi, yaitu syirik samar-samar atau tersembunyi. Artinya, melakukan sesuatu perbuatan yang mengarah kepada syirik. Contohnya, mempercayai benda- benda atau hewan- hewan tertentu memiliki kekuatan gaib sehingga dihormati, ditakuti, bahkan dipuja-puja, seperti keris, jimat, batu akik, dan burung perkutut. Contoh lainnya ialah memohon atau meminta kepada kuburan yang dianggap keramat agar hajatnya dikabulkan. Orang yang berbuat syirik di atas telah melakukan dosa besar. Allah tidak akan mengampuni dosanya selama-lamanya, kecuali jika ia bertobat sebelum mati.

2. Cara Menjauhi Syirik Berkata Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “Jauhilah olehmu akan tujuh perkara yang mencelakakan. ” Seorang sahabat bertanya, “Apakah itu, ya Rasulullah ?” . Nabi menjelaskan, “Pertama, menyekutukan Allah; kedua, mengerjakan sihir; ketiaga, membunuh seseorang dengan jalan tidak hak (dibenarkan); keempat, memakan harta anak- anak yatim; kelima, memakan riba; keenam, mundur dari menghadapi musuh Allah; ketujuh, menuduh berzina kepada mukmin yang memelihara kehormatan dirinya. ” (HR Muslim) Perbuatan syirik merupakan penganiyayaan diri sendiri dan kesesatan yang amat besar. Menjauhi perbuatan syirik termasuk perbuatan mulia dan termasuk ibadah kepada Allah swt. Artinya : “ Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “ Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar – benar kezaliman yang bersar. ” (QS Luqman 31 : 13) Mengapa
 mempersekutukan Allah swt merupakan kezaliman yang besar ? karena perbuatan itu merupakan
 pengkhianatan keji, yaitu menyamakan sesuatu yang melimpahkan nikmat dan karunia dengan sesuatu yang tidak akan pernah sanggup memberikan nikmat dan karunia. Cara menjauhi perbuatan syirik adalah sebagai berikut :

a. Senantiasa mengingat
 atau berzikir dan meyakini kebesaran serta kekuasaan Allah swt yang telah menciptakan seluruh makhluknya.

b. Senantiasa memulai perbuatan baik dengan membaca basmalah.

c. Senantiasa menyatakan dan bersikap syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah swt.

d. Senantiasa berupaya berbuat amal saleh dengan meningkatkan keikhlasan semata- mata karena Allah swt.

e. Senantiasa berperilaku dengan berkepribadian yang berakhlakul karimah dalam upaya mengejar keridaan Allah semata.

f. Senantiasa meyakini bahwa manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Hanya Allahlah yang disembah serta karena perintah Allah pula kita beribadah.

g. Senantiasa memohon perlindungan Allah swt dari jebakan jebakan setan yang mengarahkan manusia supaya berbuat syirik.

h. Senantiasa berupaya menambah ilmu pengetahuan agar mampu mengetahui rahasia-rahasia serta hikmah ajaran islam, mengetahui manfaat sesuatu yang baik serta bahaya sesuatu yang buruk, dna mengetahui hakikat kebenaran.

i. Senantiasa memperkokoh
 kekuatan iman sehingga dapat lebih mendorong kita untuk berbuat amal saleh dengan ikhlas. Iman dan ilmu akan mendorong untuk berwatak khusuk sehingga setan pun tidak akan mampu menggoda.

B. Riddah

1. Pengertian Riddah Riddah adalah keluar dari agama islam, baik pindah kepada agama yang lain atau menjadi tidak beragama. Orang yang berbuat riddah disebut murtad. Riddah terjadi karena sebab-seba6b berikut ;

a. Perbuatan yang mengkafirkan, seperti menyembah berhala, batu, atau gunung.

b. Perkataan yang mengkafirkan, seperti menghina Allah atau Rasul-Nya. Begitu juga dengan memaki atau menghina salah seorang Nabi Allah swt.

c. Keyakinan yang mengkafirkan, seperti meyakini alam atau makhluk kekal, Allah baru, meyakini zina halal, atau minum yang memabukkan halal. Begitu juga mengharamkan yang dihalalkan Allah swt. Orang murtad itu wajib melakukan tobat sebanyak tiga kali karena perbuatan riddah ialah kebodohan yang nyata. Apabila tidak mau bertobat dan dia mati dalam kemurtadannya, dia mendapat siksa karena kekafirannya itu dan mendapat siksa sebagai penghuni neraka. Firman Allah swt : Artinya : “ Baran siapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran maka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat dan mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. ” (QS Al-Baqarah 2 : 217) Padahal apabila mereka bertobat, Allah swt akan menerima tobatnya. Firman-Nya : Artinya : “Katakanlah kepada orang-orang kafir, jika mereka berhenti dari kekafirannya, niscaya Allah mengampuni dosanya yang telah lalu. ” (QS Al-Anfal 8 : 38) Sabda Rasulullah saw : “Orang-orang Islam yang telah menyaksikan bahwa tiada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad pesuruh-Nya, mereka tidak halal dihukum mati, kecuali tiga sebab. Pertama, tsa ’ib (yang pernah bersetubuh) berzina; kedua membunuh orang; ketiga, keluar dari agamanya. ” (HR Jamaah) Orang yang meninggalkan salat wajib dianggap murtad karena yang membedakan muslim dan murtad itu salah satu ukurannya ialah salat. Wajiblah baginya segera bertobat.

2. Cara Menjauhi Perbuatan Riddah Orang menjadi murtad karena dua factor, yaitu faktor dari dalam dan dari luar dirinya. Faktor dari dalam dirinya, yaitu ia tidak berusaha memupuk keimanannya kepada Allah dengan baik. Akibatnya,
perbuatannya
cenderung mengarah pada hal-hal yang dilarang Allah dan mengabaikan hal-hal yang diperintahkan Allah swt. Dengan demikian, lambat laun imannya semakin menipis dan pudar.dalam keadaan seperti ini, orang tersebut mudah tergoda oleh bujukan setan. Pada akhirnya, dia akan meninggalkan atau keluar dari agama Islam. Faktor dari luar dirinya, yaitu keluarnya seseorang dari agamanya disebabkan pengaruh-pengaruh
yang datang dari luar dirinya. Misalnya, pengaruh
 perkawinannya, harta benda, kedudukan, dan teman sepergaulan yang buruk akhlaknya. Firman Allah swt : Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman ! Barang siapa diantara kamu murtad dari agamanya kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai- Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang – orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah swt diberikan- Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. ” (QS Al-Maidah 5 : 54) Perbuatan riddah sangat dibenci oleh Allah swt. Oleh karena itu, kita harus berusaha menghindarinya. Cara menghindarkan diri dari perbuatan riddah adalah sebagai berikut :

a. Pelajarilah agama islam dengan sebaik- baiknya, kemudian, yakini, dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan tekun dan terus menerus.

b. Hindarkan diri dari pergaulan dengan orang atau teman yang berakhlak buruk. Misalnya, orang yang suka mabuk-mabukan, mengganggu orang, atau suka berkelahi.

c. Senantiasa memupuk keimanan dan keislaman kita. Caranya dengan banyak berbuat
 kebaikan terhadap sesame dan taat menjalankan ibadah, khususnya salat lima waktu.

d. Hindari mengunjungi tempat-tempat yang berbau maksiat. Masih banyak cara lain untuk menghindarkan diri dari bahaya murtad. Akan tetapi, hal terpenting yang harus kita lakukan ialah memperkuat keimanan dan keislaman kita. Bila iman sudah diucapkan dengan lisan, diyakini dengan batin, dan diamalkan dalam kehidupan nyata, insya Allah bahaya syirik dan murtad tidak akan datang pada diri kita...


http:/banypurnama.blogspot.com/2010/12/Hal hal yang menghapus iman.html

Kabar kubur

 Pernahkah kita bermimpi berada di suatu tempat yang sangat asing, yakni tempat yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya, suatu tempat yg angker dengan berbagai macam hal yg menakutkan, siksaan, dan malangnya lagi kita tak bisa keluar dari tempat tersebut.
 Dan mimpi itu seakan-akan nyata adanya hingga kita menangis atau berteriak dalam tidur kita. Setelah terbangun dari mimpi tersebut, dengan nafas masih terengah-engah, kita pun bersyukur dan berucap, "untung ini semua hanya mimpi".
 Pernahkah kita meyakini hal mengerikan tersebut akan benar-benar terjadi pada kita? Rasulullaah SAW berkata: "...Ingatlah kematian, demi Dzat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis.
(Shahih Muslim).
 Cepat atau lambat, alam kubur adalah fase yang pasti akan kita jalani. Fase kubur ini menjadi penentu sebelum menapak ke fase berikutnya, yaitu padang masyhar, pengadilan Allah SWT.
 Jika sukses kita di fase ini, insya Allah di fase berikutnya kita pun akan sukses, yang puncaknya dengan kehidupan penuh kenikmatan di Jannatun Na'im (surga). Sebaliknya, jika kita gagal di fase ini, dapat dipastikan kegagalan juga yang didapati di fase berikutnya, yangg diakhiri dengan penderitaan tak terperi di neraka jahanam, na'udzubillah. Semua tahu itu, tapi kadang kita lalai untuk bersiap diri.
 Pernahkan kita memikirkan bila kemarin kita mengantarkan teman ke kuburnya, dan mungkin besok atau lusa giliran kita yg diantarkan ke kubur?
Dan bila saat itu datang, apakah kita telah benar-benar siap? Akankah kita menyalahkan Yang Maha Pemurah karena tak memberikan kesempatan dan peluang bagi kita untuk bersiap diri? Sering kita dikejutkan dengan berita orang-orang terkenal mulai dari tokoh masyarakat hingga para selebriti yg telah meninggalkan dunia ini selamanya, padahal masih terngiang prestasi atau karya- karyanya di dunia ini. Bahkan orang-orang di sekitar kita,apakah anggota keluarga, teman dekat atau pun tetangga yang telah meninggalkan kita selamanya,padahal sebelumnya kita
 masih berjumpa dan bercanda dengan orang-orang yg kita cintai tersebut. Sayangnya tipu daya setan dan beratnya beban hidup membuat kita terlena, hingga kita selalu merasa mendapat "giliran" paling akhir untuk menghadap-Nya.
 Sebenarnya itu semua bagian dari early warning system dari Yang Maha Pemurah bagi kita untuk bersiap diri. Selain "sinyal-sinyal" lain yg diberikan Allah SWT kepada diri kita secara langsung. Rambut yg telah berubah warna; mata yang dulunya tajam dan sangat awas sekarang mulai memudar kemampuannya; gigi yang dulunya kuat melahap makanan apa saja, sekarang mulai terasa ngilu kalau menguyah, bahkan beberapa di antaranya mulai tanggal. Belum terlambat untuk merenungi ayat ini:
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS Al Ankabut: 64).

Marilah kita mulai dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya dengan segenap kemampuan kita. Mari kita pastikan, tiada hari yg terbuang tanpa nilai ibadah kepada-Nya, walau itu hanya seulas senyum, tegur sapa serta jabat tangan yang iklhas kepada orang-orang di sekitar kita. Insya Allah bila tiba giliran kita menghadap-Nya, tak ada teriakan penyesalan dari kubur kita...


http:/banypurnama.blogspot.com/2010/12/Kabar kubur.html

Berhentilah menjadi gelas

Seorang guru mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini?
Ke mana perginya wajah bersyukurmu ?” sang Guru bertanya.
“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, ” jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.
” Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu, ” kata Sang Guru.
“Setelah itu coba kau minum airnya sedikit. ”
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air
 asin. “Bagaimana rasanya ?” tanya Sang Guru.
“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.
“Sekarang kau ikut aku. ” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka.
“Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.
” Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.
“Sekarang, coba kau minum air danau itu, ” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya,tepat di pinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya,mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya,
“Bagaimana rasanya ?”
“Segar, segar sekali, ” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya.
Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.
“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi ?”
“Tidak sama sekali, ” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi.
Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas. “Nak, ” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.
“Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah.Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.” Si murid terdiam, mendengarkan. “Tapi Nak, rasa `asin ’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita,berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau. ”


http:/banypurnama.blogspot.com/2010/12/Berhentilah menjadi gelas.html